Kamis, 23 Mei 2013
LAPORAN PRAKTIKUM PEMULIAAN TANAMAN
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Bibit unggul merupakan
salah satu upaya untuk meningkatkan hasil pertanian. Bibit yang unggul dapat
timbul secara alami dan secara campur tangan manusia. Pemuliaan tanaman pada dasarnya adalah
kegiatan memilih atau menyeleksi dari suatu populasi untuk mendapatkan genotipe
tanaman yang memiliki sifat-sifat unggul yang selanjutnya akan dikembangkan dan
diperbanyak sebagai benih atau bibit unggul. Namun demikian, kegiatan seleksi
tersebut seringkali tidak dapat langsung diterapkan, karena sifat-sifat
keunggulan yang dimaksud tidak seluruhnya terdapat pada satu genotipe saja,
melainkan terpisah pada genotipe yang lainnya. Misalnya, suatu genotipe
mempunyai daya hasil yang tinggi tapi rentan terhadap penyakit, sedangkan
genotipe lainnya memiliki sifat-sifat lainnya (sebaliknya). Jika seleksi
diterapkan secara langsung maka kedua sifat unggul tersebut akan selalu
terpisah pada genotipe yang berbeda. Oleh sebab itu untuk mendapatkan genotipe
yang baru yang memiliki kedua sifat unggul tersebut perlu dilakukan
penggabungan melalui rekombinasi gen.
Persilangan merupakan salah satu cara untuk menghasilkan rekombinasi gen.
Secara teknis, persilangan dilakukan dengan cara memindahklan tepung sari
kekepala putik pada tanaman yang diinginkan sebagai tetua, baik pada tanaman
yang menyerbuk sendiri (self polination crop) maupun pada tanaman yang
menmyerbuk silang (cross polination crop).
I.2 Tujuan
Praktikum
Adapun tujuan praktikum pada acara ini adalah:
a.Mempelajari taknik persilangan pada tanamann menyerbuk sendiri dan
tanaman
menyerbuk silang.
b.Menhitung persentasi keberhasilan persilangan
menyerbuk silang.
b.Menhitung persentasi keberhasilan persilangan
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Reproduksi merupakan kemampuan mahluk hidup untuk memperbanyak diri.
Reproduksi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu reproduksi seksual (reproduksi
melalui peleburan gamet tetua) dan reproduksi aseksual (reproduksi tanpa
peleburan gamet tetua).
Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari kekepala putik. Sedangkan
pembuahan adalah bergabungnya gamet jantan dan gamet betina. (Anonim). Kriteria klasifikasi yang dipergunakan hanya
berdasarkan tingkat penyerbkan sendiri dan penyerbukan silang. Polonasi sendiri
sudah barang tentu hanya merupakan salah satu system perbanyakan tanaman dan
hanya sebagai salah satu jalan dimana populasi dapat dikawinkan. Didalam group
penyerbukan silang jumlah persilangan dari luar adalah sangat penting karena ia
memepengaruhi dalam kontaminasi stok pemuliaan. Ada perbedaan yang besar antara
jumlah persilangan dengan luar didalam species dari suatu kelompok. Jumlah
persilangan dari varietas yang diberikan juga dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan yang berubah. (R.W. Allard,
1992)
Penyerbukan dapat dibedakan atas dua cara yaitu:
- Penyerbukan sendiri
Penyerbukan sendiri adalah jatuhnya serbuk sari dari anter ke stigma pada
bunga yang sama atau stigma dari bunga yang lain pada tanaman yang sama atau
klon yang sama. Prinsipyang memungkinkan terjadinya penyerbukan penyerbukan
sendiri adalah kleistogami yaitu pada waktu terjadi penyerbukan bunga yang
belum mekar atau tidak terbuka, misalnya
pada kedelai, padi, tembakau dan lain-lain. Jumlah penyerbukan silang yang
munkin terjadi pada 5 tanaman-tanaman tersebut berkisar antara 0% - 4 atau 5%.
Terjadinya penyerbukan sendiri disababkan oleh :
- Bunga tidak membuka.
- Serbuk sari sudah matang dan jatuh sebelum bunga
terbuka.
- Stigma dan stamen tersembunyi oleh organ bung yang
sudah terbuka.
- Stigma memanjang melalui tabung staminal segera
sesudah anter membuka.
- Bunga matang serempak.
Penyerbukan diawali oleh pembungaan proses ini disebut anthesis.(Anonim)
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada kegiatan persilangan
buatan, yaitu:
- Periode bunga tertua jantan dan betina
Pengaturan waktu tanam yang perlu dilakukan sedemikian rupa sehingga saat
keluarnya bunga hampir serentak antara kedua tetua yang disilangkan.
keluarnya bunga hampir serentak antara kedua tetua yang disilangkan.
- Waktu emaskulasi dan persilangan. (M. Nasir, 2001)
Metode pemuliaan yang terbukti telah berhasil terhadap species
perbanyakan sendiri
berada pada kategori sebagai berikut :
berada pada kategori sebagai berikut :
- Seleksi galur murni
Seleksi ini digunakan untk memilih varietas baru dari varietas yang
dahulu telah melewati petani dari generasi ke generasi. Sebagian besar tanaman
diseleksi dari varietas tersebut dan dapat diharapkan bersifat homozigot dan
inilah titik awal dari perkembangan pemuliaan.
- Seleksi massal
Seleksi ini berbeda dengan seleksi galur murni
dalanjumlah tanaman dimana tidak hanya sebatang yang diseleksi untuk
mendapatkan varietas baru. Varietas yang dikembangkan dengan cara ini mencakup
beberapa genotipe yang lebih banyak dibandingkan populasi induknya.
- Metode hibridisasi, dengan pemisahan secara :
a. Metode
catatan terhadap galur asal usul
Metode silsilah digunakan secara luas oleh pemuliaan tanaman saat ini.
menurunkan namanya dari catatan yang disimpan oleh pendahulunya. Seleksi ini keunggulanya didasarkan pada keadaan fisik dan sifat yang lain dari individu.
menurunkan namanya dari catatan yang disimpan oleh pendahulunya. Seleksi ini keunggulanya didasarkan pada keadaan fisik dan sifat yang lain dari individu.
b. Metode curah
Metode ini digunakan jika seleksi buatan dilakukan selama perbanyakan
massal, pemilihan iini biasanya didasarkan atas tabiat dari individu tanaman.
c. Metode
persilangan kembali
Dalam metode ini diulang manjadi induk yang dikehendaki selama seleksi di
kerjakan terhadap sifat karakteristik yang sedangdipindahkan dari dari satu
donor induknya.(R.W. Allard, 1992)
- Penyerbukan silang
Penyerbukan silang adalah jatuhnya serbuk sari dari anter ke stigma bunga
yang berbeda. Contoh dari persilangan ini adalah ubi kayu, alfalfa, jagung,
padi liar ,dan lain-lain.
Terjadinya penyerbukan silang disebabkan oleh:
a. Gangguan mekanis terhadap penyerbukan sendiri.
a. Gangguan mekanis terhadap penyerbukan sendiri.
b. Perbedaan periode matang sebuk sari dan kepala putik.
- Sterilitas dan inkompatibilitas
- Adanya bunga monocious dan diocious.
Jagung adalah tipe monocious, staminate terdapat
diujung batang dan pistilate pada batang. Serbuk sari mudah diterbangkan angin
sehingga penyerbukan lebih dominan meskipun penyerbukan sendiri bisa terjadi 5%
atau lebih. (Anonim,...)
Ada perbedaan
besar dalam hal penyerbukan pengontrolan polinasi silang dan juga kemudahan
pengontrolan polinasi silang oleh pemulia tanaman. Beberapa species mempunyai
sifat tidak serasi dan dapat dikawinkan tanpa adanya kesulitan terhadap sifat yang tidak cocok.
Metode penting yang sesuai dengan penyerbukan silang antara lain:
- Seleksi massal
Seleksi ini merupakan cara yang penting dalam pengembanan
macam-macamvarietas yang disilangkan.Dalam seleksi ini jumlah yang dipilih
banyak untuk memperbanyak generasi berikutnya .
- Pemuliaan persilangan kembali
Metode ini digunakan dengan species persilangan luar yang nilainya sama
baiknya dengan species yang berpolinasi sendiri.
- Hibridisasi dari galur yang dikawinkan
Varietas hibrida tergantung dari keunggulan keragamanyang mencirikan
hibrid F1 diantara genotipe tertentu.Tipe genotipe yantg disilangkan melahirkan
galur-galur, klon, strain, dan varietas.
- Seleksi berulang
Seleksi yang diulang, genotip[e yang diinginkan dipilih dari genotipe ini
atau turunan sejenisnya disilangkan dengan luar semua kombinasi yang
menghasilkan populasi untuk disilangkan.
- Pengembangan varietas buatan. (R. W. Allard, 1992)
BAB
III
METODELOGI PENELITIAN
METODELOGI PENELITIAN
3.1 BAHAN
Adapun bahan yang kami gunakan pada acara praktikum ini adalah:
Benih kedelai,
Benih jagung, Pupuk kandang,Pupuk NPK, pestisida
3.2 ALAT
Pinset, Gunting, Kaca pembesar,
Kertas label kecil untuk label persilangan, Benang, spidol permanen, kantong
kertas 40 x 50 cm untuk menutupi bunga jantan jagung, Kantong kertas minyak 10
x 20 cm untuk menutupi bunga betina, Klip dan staples.
3.3 METODE PELAKSANAAN
A.
Tanaman Menyerbuk Sendiri (Kedelai)
Pelaksanaan
Persilangan:
Setelah berumur 4 minggu setelah tanam sudah mulai berbunga, penyilangan
dapat dilakukan setiap hari pada pukul 07.30 – 10.00 WIB.
1.
Memilih bunga yang diperkirakan mekar esok harinya
dengan ciri-ciri kuncup bunga membengkak dan corolla mulai kelihatan muncul
sedikit pada kelopaknya. Kelopak bunga dibuang dengan pinset. Kemudian buang
bunga mahkota dengan cara menarik perlahan – lahan mahkota (sepal). Sampai
kelima sepal habis.
2.
Membuang seluruh stamen dengan menggunakan pinset
sehingga hanya tertinggal kepala putik.
3.
Memilih bunga yang mekar sebagai sumber serbuk sari
(pejantan), lalu buka mahkotanya dan ambil anter yang sudah siap untuk
diserbukkan kekepala putik atau stigma.
4.
Melakukan pemindahan serbuk sari kekepala putik.
5.
Setelah menyilangkan diberi label yang neggantung pada
tangkai atau cabang bunga tersebut dengan menulis tetua yang disilangkan
(betina dan jantan), tanggal persilangan, nama penyilang (pemulia).
6.
Apabila kira-kira satu minggu bunga yang disilangkan
masih segar dan hijau berarti
hibridisasi berhasil.
- Tanaman menyerbuk silang (Jagung)
Pelaksanaan
persilangan:
Setelah berumur 5 minggu,bunga jantan mulai keluar, penutupan bunga yang
dilakukan setiap hari.
- Memilih bunga betina (tongkol) yang akan diserbuki
sebelum rambut pada ujung tongkol keluar, dibungkus dengan kantong kertas
yang sudah disiapkan.
- Memilih tanaman yang akan dipakai sebagai pejantan
(sumber serbuk sari) dengan tanda-tanda bunga jantan sudah mekar, kemudian
bungkus bunga jantan tersebut sampai rapatdengan kantong kertas, jangan
sampai serbuk sari jatuh beterbangan
- Setelah satu atau dua hari bunga jantan tersebut
telah siap untuk disilangkan. Untuk memastikan dipeolehnya tepung sari
yang cukup, maka tepuklah bunga jantan yang terbungkus tersebut.
- Apabila bunga betina yang dipilih telah siap
diserbuki, yaitu pada tongkolyang telah keluar rambut diujungnya, maka
persilangan telah siap dilaksanakan.
- Persilangan dilakukan dengan cara memindahkanbunga
jantan (serbuk sari) ke bunga betina(putik) dengan meletakkan serbuk sari
pada rambut tongkol.
- Menutup kembali tongkol yang telah disebuki. Tulis
dan gantungkan label persilangan pada tongkol tersebut.
C. PENGAMATAN
Pengamatan dilakukan pada saat panen, pada kedelai ditandai dengan perubahan
warna polong dari hijau menjadi kecoklatan, peubah yang diamati sebagai
berikut:
1.
Persentase keberhasilan persilangan dihitung dengan:
jumlah bunga yang berhasil disilangkan dibagi jumlah polong bunga yang
disilangkan dikali 100%.
2.
Jumlah biji per polong
Pengamatan tanaman jagung dilakukan saat panen meliputi:
- Jumlah tongkol yang jadi (buah)
- Panjang tongkol (cm), diukur setelah tongkol
dikupas.
- Diameter tongkol (cm), diukur pada bagian tengah
tongkol.
- Jumlah biji per tongkol
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pengamatan
A.
Tingkat Keberhasilan Persilangan tanaman Jagung
No
|
Tetua Persilangan
|
Jml bunga yg disilangkan
|
Jml persilangan yg
menghasilakan polong
|
Persentase keberhasilan
|
1
|
|
0
|
0
|
0
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
B.
Tingkat Keberhasilan Persilangan Tanaman Kedelai
No
|
Tetua Persilangan
|
Jml bunga ygdisilangkan
|
Jml persilangan yg menghasilkan
polong
|
Persentase keberhasilan
|
Jml biji per polong
|
1
|
Var A x Var B
|
1
|
1
|
100%
|
50
|
2
|
Var A x Var B
|
1
|
1
|
100%
|
20
|
4.2 Pembahasan
Pada pembahasan ini kami akan menguraikan hasil percobaan kami menjadi
dua (2) bagian yaitu:
- persilangan kedelai (persilangan sendiri)
Dari hasil persilangan yang kami lakukan pada tanaman kedelai, ternyata
persen keberhasilan cukup besar yaitu sekitar 25%. Hal ini didapatkan setelah
panen tanaman kedelai dilakukan. Sebenarnya untuk mencapai keberhasilan
demikian besar cukup sulit dalam melakukan penyerbukan sebab tanaman kedelai
memiliki struktur bunga yang kecil. Sehingga untuk melakukan penyerbukan sangat
dibutuhkan tingkat ketelitian yang cukup tinggi.
Hasil persilangan tersebut kemungkinan tidak 100% dihasilkan dari
persilangan silang. Hal ini disebabkan oleh adanya kesalahan penerimaan
informasi, yaitu bunga yang kami silangkan ternyata telah hampir mekar sehingga
kemungkinan ada serbuk sari yang sudah jatuh pada stigma dan telah terjadi
pembuahan. Namun tidak semua hasil silang tersebut berasal dari bunga yang
hampir mekar, namun ada juga bunga yang disilangkan tersebut berasal dari bunga
yang disilangkan sewaktu kuncup dan hampir mekar.
Sebenarnya cukup banyak bunga yang kami silangkan yaitu 35 bunga. Namun
dari sebanyak itu hanya 9 bunga yang jadi dan sisanya tidak jadi, memang pada
awalnya bunga itu telah hampir jadi pentil/buah polong. Namun setelah beberapa
hari kemudian bakal polong tersebut tidak berhasil menjadi polong melainkan
gugur. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak
mendukung misalnya pada saat persilangan ada banyak turun hujan, akibatnya
banyak pentil/polong kedelai yang gugur karena kadar air yang banyak, kemungkinan
ada juga pengaruh penyakit, sebab pada saat persilangan ada juga
miselia-miselia jamur. Namun kondisi itu tidak berlangsung lama, karena pada
saat itu kondisi cuaca mudah berubah-ubah.
Ada kegagalan yang begitu besar dari penyerbukan silang ini, mungkin
lebih disebabkan oleh pengaruh tingkat ketelitian oleh pemulia sendiri, sebab
struktur bunga yang begitu kecil dan kondisi lingkungan yang tidak stabil serta
adanya faktor dalam misalnya perbedaan tingkat persilangan antara varietas yang
berbeda.
- Persilangan pada jagung
Pada persilangan
jagung ini kami tidak melakukan sama sekali karena disebabkan benih jagung yang
kami tanam tidak tumbuh. Penanaman jagung kami lakukan lagi dan hasilnya sama
seperti semula oleh sebab itulah kami tidak dapat melakukan persilangan pada
tanaman jagung.
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Ada beberapa hal yang perlu kami simpulkan disini antara lain:
1.
Persilangan
merupakan cara untuk meningkatkan produksi pertanian melalui bibit yang unggul.
2.
Setiap tumbuhan memiliki tehnik persilangan yang tidak
sama.
3.
Tehnik persilangan menyerbuk sendiri dilakukan pada
tanaman yang dapat melakukan penyerbukan dalam satu bunga
4.
Banyak hal yang mempengaruhi pada tanaman menyerbuk
sendiri antara lain kondisi lingkungan, stuktur bunga, jenis varietas dan
ketelitian si pemulia.
5.
Demikian pula pada tanaman yang menyerbuk silang, ada
beberapa faktor yang juga berpengaruh pada persilangannya, antara lain pengaruh
organisme hidup, iklim dan keterampilan pemulia.
6.
Persilangan pada tanaman menyerbuk silang lebih mudah
dilakukan dari tanaman yang menyerbuk sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 2013. Penuntun Praktikum Pemuliaan Tanaman.
Prodi
Agronomi.FAPERTA UNIB.
Agronomi.FAPERTA UNIB.
Allard, R. W, 1992. Pemuliaan Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta
Nasir. M, 2001. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Depatemen
Pendidikan
Nasional. Jakarta.
Nasional. Jakarta.
Syamsuri, Istamar, 2000. Biologi 2000. Erlangga. Jakarta.
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMULIAAN TANAMAN
ACARA III DAN IV
ACARA III DAN IV
“TEHNIK PERSILANGAN
PADA TANAMAN MENYERBUK SENDIRI DAN MENYERBUK SILANG”
OLEH:
NAMA :
JUWITA NOVENTINA
HUTAJULU
NPM :
E1J011039
HARI/JAM :
Selasa / 08.00-09.40 WIB
KELAS : Agroekoteknologi “C”
KELAS : Agroekoteknologi “C”
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
TINY TINY TINY TINY TINY TINY - T-9.000 - The Tithy Shop
TINY TINY TINY titanium dive watch TINY - T-9.000 - The Tithy Shop. TINY TINY apple watch 6 titanium TINY - T-9.000. FOR SALE! This is titanium grades an awesome item titanium ore terraria from the titanium 3d printing Tithy Shop at the Tithy Shop. This item is from
Posting Komentar