Sabtu, 08 Desember 2012
INTERAKSI TANAMAN DENGAN TANAH
Nama :
Juwita Noventina Hutajulu
NPM : E1J011039
M.K : Dasar-Dasar Agronomi
NPM : E1J011039
M.K : Dasar-Dasar Agronomi
INTERAKSI TANAMAN DENGAN TANAH
Langsung atau
tidak langsung semua kehidupan bergantung kepada tanah. Sebagaimana besar unsur
hara yang diperlukan tubuh mekhluk hidup berasal dari tanah. Jadi, tanah
merupakan sumber unsur semua kehidupan. Tanah yang subur adalah tanah yang kaya
unsur hara serta cukup kandungan airnya. Tanah subur sangat berguna bagi
kehidupan tumbuhan karena tumbuhan hanya dapat menyerap hara yang terlarut
dalam air.
Tumbuhan
merupakan komponen biotik lingkungan yang mampu mengambil hara tanah dan
mengubahnya menjadi zat yang dapat digunakan oleh kehidupan lainnya. Oleh
karena itu, kesuburan tanah sangat meenentukan jenis tumbuhan yang hidup di
atasnya. Jenis tumbuhan yang hidup di atasnya akan menentukan jenis hewan yang
mampu berkembang di dalam lingkungan. Untuk menjaga tanah agar tetap subur,
antara lain kita harus mencegah terjadinya erosi. Tanah yang terkena erosi akan
terkikis permukaanya. Padahal, bagian yang terkikis itulah yang mengandung hara
yang sangat diperlukan organisme.
Tidak berbeda dengan makhluk hidup yang lainnya, tanaman dapat tumbuh dan berkembang bila ada tanah, air, dan udara. Tanaman dapat tumbuh dengan sangat baik apabila tanah yang ditanami dalam keadaan baik, yaitu :
- Mudah dikerjakan
- Memberi kesempatan bagi akar tanaman untuk tumbuh dan berkembang
- Mngandung unsur hara
- Memungkinkan terjadinya proses sirkulasi air dan udara
- mempunyai tingkat kelembaban yang cukup
- Memberi kesempatan bagi akar tanaman untuk tumbuh dan berkembang
- Mngandung unsur hara
- Memungkinkan terjadinya proses sirkulasi air dan udara
- mempunyai tingkat kelembaban yang cukup
Tanah mudah
dikerjakan apabila tanah tersebut merupakan aluvial atau hasil pelapukan,
sehingga tidak keras dan tidak banyak mengandung batuan. Dengan keadaan tanah
yang tidak keras maka akan memungkinkan akar dapat tumbuh dan berkembang. Agar
tanah mengandung unsur hara, maka tanah harus memiliki pori tanah untuk
menyimpan unsur hara. Pori tanah juga bermanfaat untuk menyimpan butir air dan
menjaga kelembaban tanah. Pori tanah tidak selalu dan tidak semuanya berisi
air, melainkan sebagian berisi udara yang diperlukan bagi kehidupan tanaman,
khususnya agar akar tanaman tidak busuk ( khusus bagi tanaman yang tidak tahan
genangan air ).
Didalam pengairan, yang perlu diperhatikan adalah kapasitas lapang dan titik layu permanen. Karena, diantara dua keadaan tersebut terdapat air yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Kapasitas lapang adalah kapasitas maksimum air kapiler yang dapat ditahan di zone perakaran pada keadaan letak muka air tanah cukup dalam sehingga air tidak dapat ditarik ke zone perakaran.
Titik layu permanen adalah suatu keadaan dimana jumlah lengas pada keadaan tanaman menjadi layu pertama kali. Keadaan ini memberi indikasi bahwa tanaman perlu tambahan air sesegera mungkin.
Didalam pengairan, yang perlu diperhatikan adalah kapasitas lapang dan titik layu permanen. Karena, diantara dua keadaan tersebut terdapat air yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Kapasitas lapang adalah kapasitas maksimum air kapiler yang dapat ditahan di zone perakaran pada keadaan letak muka air tanah cukup dalam sehingga air tidak dapat ditarik ke zone perakaran.
Titik layu permanen adalah suatu keadaan dimana jumlah lengas pada keadaan tanaman menjadi layu pertama kali. Keadaan ini memberi indikasi bahwa tanaman perlu tambahan air sesegera mungkin.
Disamping
sebagai tempat tegaknya
tanaman, tanah juga mensuplai unsur hara esensial yang
diperlukan oleh tanaman kecuali CO2
dan O2 yang berasal dari
atmosfer. Interaksi antara fase padatan dan cairan dalam mensuplai unsur
hara esensialdari tanah ke akar tanaman, diabstraksikan dalam Gambar
1.1. Secara umum telah
disepakati bahwa tanaman
menyerap sebagian besar haranya
secara langsung dari larutan
tanah, maka komponen ini akan menjadi fokus pembahasan. Konsentrasi larutan tanah selalu encer,
jarang yang melampaui 10 mM kecuali pada kondisi saline.
Larutan tanah berada dalam
kondisi kesetimbangan dinamik dengan
fase padatan tanah yang mencerminkan cadangan hara.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN HARA BAGI TANAMAN
Ketersediaan hara bagi tanaman ditentukan oleh faktor-faktor yang
mempengaruhi kemampuan tanah mensuplai hara dan
faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan tanaman untuk
menggunakan unsur hara yang disediakan.
Tujuan dari uji-tanah adalah mengukur faktor-faktor ini
dan menginterpretasikan hasil-hasilnya dalam konteks
perlakuan penyembuhan yang mungkin diperlukan.
Beberapa faktor dapat ditentukan
melalui pekerjaan analisis laboratorium. Sedangkan,
faktor lainnya seperti kandungan
oksigen-udara -tanah, suhu tanah dan lainnya, harus ditentukan di lapangan.
Kondisi pH tanah merupakan faktor penting yang menentukan
kelarutan unsur yang cenderung berkesetimbangan dengan fase
padatan
Faktor lain yang
sangat penting dalam menentukan konsentrasi hara dalam larutan tanah adalah
potensial redoks (Eh). Faktor ini
berhubungan dengan keadaan aerasi tanah yang selanjutnya sangat
tergantung pada laju respirasi jasad renik dan laju difusi
oksigen
Faktor-faktor tanah yang mempengaruhi kemampuan
tanaman menyerap hara adalah:
1). Konsentrasi oksigen dalam udara tanah. Energi yang diperlukan untuk serapan hara berasal dari proses respirasi dalam akar tanaman. Untuk semua tanaman akuatik ternyata proses respirasi ini tergantung pada suplai oksigen dalam udara tanah. Oleh karena itu aerasi yang buruk akan menghambat proses penyerapan unsur hara (Grable, 1966) disamping mempengaruhi tingkat oksidasi beberapa macam unsur hara.
(2). Temperatur tanah. Penyerapan
unsur hara berhubungan dengan aktivitas metabolik yang selanjutnya
sangat tergantung pada suhu.
Konsentrasi hara dalam larutan tanah yang lebih besar
seringkali diperlukan untuk
mencapai laju pertumbuhan maksimum dalam kondisi
tanah dingin dibandingkan dengan tanah-tanah yang
hangat. Hal ini telah terbukti dengan unsur hara P (Sutton, 1969).
(3).
Reaksi-reaksi antagonistik yang mempengaruhi serapan hara. Walaupun konsentrasi
hara pada permukaan akar dapat menjadi faktor paling kritis yang
mempengaruhi laju serapan hara pada kondisi lingkungan normal,
reaksi-reaksi antagonistik di antara ion-ion juga dapat menjadi penting. Kurva baku respon hasil tanaman terhadap
penambahan unsur hara tunggal mula-mula menunjukkan daerah
respon pertumbuhan, kemudian daerah hasil maksimum yang
mendatar, dan akhirnya zone depresi hasil kalau konsentrasi mendekati
tingkat toksik.
(4). Substansi toksik. Suatu substansi
yang mengganggu proses metabolisme tanaman juga dapat mempengaruhi serapan
hara. Substansi toksik
seperti ini di antaranya adalah konsentrasi Mn atau Al yang tinggi dalam
tanah masam, konsentrasi garam terlarut yang sangat tinggi, jumlah B yang
berlebihan, dan lainnya.
Langganan:
Postingan (Atom)